Bel istirahat siang pun berbunyi, semua siswa, guru, dan beberapa pegawai bergegas memanfaatkan waktu istirahat yang diberikan oleh kepala sekolah selama satu jam. Sungguh kasihan pegawai-pegawai piket, mereka dihukum oleh kepala sekolah untuk saling bergantian istirahatnya. Katanya, takut ada penyusup yang masuk ke sekolah, sekedar untuk promosi bimbingan belajar atau kacamata tembus pandang. Apalagi ada pegawai penekan bel, harus menekan bel istirahat. Dia tidak boleh lama-lama istirahatnya, harus lebih awal menekan tombol bel masuk kelas lagi, tombol bel masuk ruang guru lagi. Agar gurunya bisa bersiap-siap mengajar di kelas. Tidak makan gaji buta. Gaji dari pemerintah daerah. Kawasan sekolahku bisa dikatakan green life style . Maksudnya, bukan bersih dari limbah dan bebas asap rokok, melainkan gedung sekolahnya saja yang hijau dan ada orang-orangnya punya gaya hidup. Semua serba hijau kecuali pagar dan gerbangnya, berwarna putih, putih itu suci merah itu berani, kata mang Djube...